Senin, 12 September 2011


Ada yang tau ga tentang The Red Papua??

Red Papua atau Buah Merah Papua adalah  sejenis buah tradisional dari Papua. Nama latin tanamannya ini nih, Pandanus Conoideus Lam. Tanaman ini termasuk dalam keluarga pandan-pandanan, maka dari itu kalo temen-temen liat tanaman buah merah bentuknya akan seperti pandan. Tanaman ini ternyata memiki khasiat yang tinggi dalam menyembuhkan penyakit. Mungkin kita bisa menyebut tanaman ini sebagai Pahlawan Penyembuh atau Penakluk Maut. Terlalu lebay kali ya kalo penakluk maut, tapi ini benar-benar terjadi pada kisah seorang wanita yang mengidap penyakit maut yang pasti kita semua sudah tau bahwa penyakit tersebut sampai saat ini belum ditemukan obatnya, yaitu AIDS. Padahal ia tinggal menunggu maut, namun ternyata buah ini telah menjadi pahlawan penakluk mautnya.  Simak aja nih ceritanya……
Di penghujung Desember 2003 Agustina Sawery seperti menanti dentang lonceng kematian. Perempuan 23 tahun itu divonis positif mengidap Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), pencabut nyawa yang sulit terelakkan. Tubuhnya kurus kering, tersisa kulit membalut belulang. Bobot tubuhnya cuma 27 kg dari sebelumnya 50 kg dengan tinggi 150 cm. Pistel ani atau infeksi anus, gangguan fungsi hati, mulut bercendawan, dan infeksi paru-paru melengkapi penderitaannya. Rombongan penyakit yang tak kalah berbahaya itu dipicu oleh bercokolnya virus perontok kekebalan tubuh.
Malapetaka itu berawal dari pekerjaannya sebagai pekerja seks komersial karena kemiskinan yang mengimpit keluarga. Alih-alih keluar dari jerat kemiskinan, ia malah terserang HIV/AIDS. Maka sejak Desember 2003 ia berbaring di bagian Penyakit Dalam RSUD Jayapura. Karena fungsi hati rusak, ia belum dapat menelan obat apa pun sehingga harus diinfus.
Tiga purnama dilewatinya di sana. Pada 27 Februari 2004 anak ke-5 dari 7 bersaudara itu pulang ke rumah. Melalui jasa baik Yayasan Pengembangan Kesehatan Masyarakat, ia dipertemukan dengan Drs I Made Budi MS. Saat itu Made sudah dikenal luas di Papua lantaran kerap mengobati berbagai penyakit seperti kanker dengan eksktrak buah merah. Sejak April 2004 ia memberikan ekstrak buah merah kepada  Agustina. Konsumsinya satu sendok makan dengan frekuensi 3 kali sehari berbarengan dengan obat paru-paru pemberian dokter.
Konsumsi buah anggota famili Pandanaceae itu diimbangi dengan asupan makanan berprotein tinggi. Perlahan-lahan kondisi tubuh perempuan kelahiran 14 Agustus 1981 itu membaik. Tiga bulan mengkonsumsi ekstrak sauk eken -sebutan buah merah di Wamena-, bobot tubuh meningkat 6 kg. Bobot tubuh terus meningkat hingga 46 kg saat ini. Selain itu wajah lebih ceria dengan sorot mata bersinar. Kulitnya yang semula busik, kembali mulus. Rambut yang sempat rontok mulai tumbuh di atas kepalanya.
Emang udah paling enak ya kalo ngederin cerita.. hhe. Setelah diteliti, ternyata ekstrak dari buah merah berfungsi seperti obat antiretrovirus yang amat dibutuhkan penderita HIV/AIDS. Ekstrak buah merah mengikat protein dan meningkatkan kekebalan tubuh. Kelanjutannya kisah si Agustina, hasil pemeriksaan laboratorium di Jakarta pada awal November 2004, menunjukkan CD-4 darah Agustina sudah menembus angka 400 dan CD-8 menunjukkan negatif. CD-4 orang yang positif AIDS, maksimal 200; CD-8, positif. Wanita Papua itu sekarang hampir menggapai kesembuhan total. Alhamdulillah… Amin
Dan masih banyak lagi khasiat dari Ekstrak atau Sari Buah Merah, mau tau lebih lanjut ya disimak terus ya artikel ini.

“Yang pasti The Red Papua ga kalah bagus sama The Red Devils…!!”

Hahaii

Cekidot!!

Pandanus conoideus Lam.
Dari ‘Akang Wikipedia’
Pandanus conoideus
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Liliopsida
Ordo:Pandanales
Famili:Pandanaceae
Genus:Pandanus
Spesies:P. Conoideus
Nama binomial
Pandanus conoideus
Lam.
Buah Merah adalah sejenis buah tradisional dari Papua . Oleh masyarakat Wamena Papua, buah ini disebut kuansu. Nama ilmiahnya Pandanus Conoideus Lam karena tanaman Buah Merah termasuk tanaman keluarga pandan-pandanan dengan pohon menyerupai pandan, namun tinggi tanaman dapat mencapai 16 meter dengan tinggi batang bebas cabang sendiri setinggi 5-8 m yang diperkokoh akar-akar tunjang pada batang sebelah bawah. Kultivar buah berbentuk lonjong dengan kuncup tertutup daun buah. Buah Merah sendiri panjang buahnya mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, dan bobot 2-3 kg. Warnanya saat matang berwarna merah marun terang, walau sebenarnya ada jenis tanaman ini yang berbuah berwarna coklat dan coklat kekuningan.
Bagi masyarakat di Wamena, Buah Merah disajikan untuk makanan pada pesta adat bakar batu. Namun, banyak pula yang memanfaatkannya sebagai obat. Secara tradisional, Buah Merah dari zaman dahulu secara turun temurun sudah dikonsumsi karena berkhasiat banyak dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti mencegah penyakit mata, cacingan, kulit, dan meningkatkan stamina.
Kehadiran buah merah menjadi fenomena baru di dunia pengobatan tradisional herbal. Di tengah trend masyarakat yang mulai beralih ke pengobatan tradisional secara alami (back to nature), buah asal dari Papua ini begitu menarik minat mereka. Apalagi disebutkan bahwa buah merah dapat mengobati berbagai penyakit berbahaya, seperti kanker, jantung, kebutaan, tumor, endometriosis, dan bercak paru pada anak. Manfaat buah merah tersebutmerupakan hasil penelitian seorang dosen FMIPA Universitas Cenrawasih, I Made Budi sejak tahun 1998. termasuk meneliti kemanjuran buah merah dalam menghambat virus HIV.
Sebelum ditemukan berbagai khasiat buah bernama latin Pandanus Conoideus lam, buah merah hanya dijadikan makanan ternak babi. Atau, dibiarkan begitu saja terlantar di hutan Papua. Namun masyarakat Wamena, Timika, dan desa-desa di sekitar Pegunungan Jayawijaya sering mengkonsumsi buah merah untuk teman makan umbi-umbian.mereka juga memanfaatkan buah merah untuk obat cacing, penyakit kebutaan, dan penyakit kulit.

Proses Or Budidaya

Sori nih buat budidayanya udah searching-searching ke segala sumber cuma dapet yang dari Akang Wikipedia…
Budidaya tanaman dipelopori oleh seorang warga lokal Nicolaas Maniagasi sejak tahun 1983, dan atas jerih payahnya tersebut mendapatkan penghargaan lingkungan hidup Kehati Award 2002.
Buah ini banyak terdapat di Jayapura, Manokwari, Nabire dan Wamena.

Output


Outputnya yaitu Sari atau Ekstrak dari buah ini,, kaya akan kandungan dan khasiat euuyy.. Baca aja nih.. Dari ‘Akang Wikipedia’ juga nih. Baik ya si Akang nya ngasih tau terus… hhe
Adapun penelitian tentang khasiat pengobatan Buah Merah pertama kali dilakukan oleh peneliti dosen Universitas Cendrawasih di Jayapura, yaitu Drs. I Made Budi  M.S. sebagai ahli gizi dan dosen Universitas Cendrawasih sempat mengamati secara seksama kebiasaan masyarakat tradisional di Wamena, Timika dan desa-desa kawasan pegunungan Jayawijaya yang mengkonsumsi Buah Merah. Pengamatan atas masyarakat lokal berbadan lebih kekar dan berstamina tinggi, padahal hidup sehari-hari secara asli tradisional yang serba terbatas dan terbuka dalam berbusana dalam kondisi alam yang keras serta terkadang bercuaca cukup dingin di ketinggian pegunungan. Keistimewaan fisik penduduk lain yakni jarang yang terkena penyakit degeneratif seperti: hipertensi , diabetes, penyakit jantung dan kanker.
Dengan meneliti kandungan komposisi gizinya, ternyata dalam ujud sari Buah Merah itu banyak mengandung antioksidan (kandungan rata-rata):
    • Karoten (12.000 ppm)
    • Betakaroten (700 ppm)
    • Tokoferol (11.000 ppm)
Di samping beberapa zat lain yang meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain: asam oleat , asam linoleat, asalm linolenat , dekanoat , Omega 3 dan Omega 9 yang semuanya merupakan senyawa aktif penangkal terbentuknya radikal bebas dalam tubuh.
Betakaroten berfungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada arteri. Jadi aliran darah ke jantung dan otak berlangsung tanpa sumbatan. Interaksinya dengan protein meningkatkan produksi antibodi . Ini meningkatkan jumlah sel pembunuh alami dan memperbanyak aktivitas sel T Helpers dan limposit. Suatu kutipan studi membuktikan konsumsi betakaroten 30-60 mg/hari selama 2 bulan membuat tubuh dapat memperbanyak sel-sel alami pembasmi penyakit. Bertambahnya sel-sel alami itu menekan kehadiran sel-sel kanker karena ampuh menetralisasikan radikal bebas senyawa karsinogen penyebab kanker.
Dalam beberapa penelitian terbatas yang dilakukan I Made Budi dengan metode pengobatan langsung dengan Sari Buah Merah, peneliti mengungkapkan keberhasilan yang amat tinggi dalam upaya pengobatan yang dilaksanakan terhadap beberapa penyakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar